Tuhan yang beri kita rezeki, dan hanya Dia juga yang berkuasa mengambilnya semula. Duit dalam genggaman kita, dalam akaun bank, dalam poket seluar ataupun beg duit kita belum tentu lagi menjadi milik kita. Andai ditakdirkan kita mati hari ini, kita kembali kepada-Nya dengan tangan yang kosong. Semuanya milik Allah. Dan Dia berhak untuk berbuat apa sahaja.
Allah swt berfirman;
“Dan ketahuilah bahawasanya harta dan anak itu sebagai ujian bahawa sesungguhnya Allah pada sisi-Nya itu adalah ganjaran yang besar.” (Surah al-Anfal, ayat 28)
Musibah datang juga dalam pelbagai cara. Musibah dan ujian juga adalah tarbiyah daripada Allah. Terserah kepada penerimaan kita terhadap musibah tersebut. Apakah kita menerima ujian dari-Nya dengan hati yang terbuka, berlapang dada dan kembali muhasabah diri, memperbaiki kelemahan diri dan meningkatkan lagi amalan seharian.. Atau bagaimana? Jarang kita bersyukur dengan ujian yang diberikan. Sedangkan mungkin juga, ujian itu merupakan salah peringatan kepada kita, agar kembali dekat kepada-Nya, agar perbanyakkan amalan kepada-Nya, menadah tangan bermohon doa kepada Dia. Kerana Dia sayangkan kita.
Kerana semuanya milik Dia. Wang dan harta yang kononnya milik kita juga bila-bila masa sahaja jika Dia mahu menariknya kembali, dengan pelbagai cara ia 'pergi' dari kita.
Contohnya tiba-tiba kita kehilangan wang, tercicir atau diragut. Atau mungkin bagi sesiapa yang miliki kereta, tetiba sahaja kereta rosak, atau tayar pecah atau terlanggar pokok, semuanya perlukan wang dan secara tidak lansung, duit itu keluar dari poket kita.
Allah swt berfirman;
“Adakah manusia mengira, bahawa mereka akan dibiarkan saja, dengan mengatakan: Kami telah beriman, padahal mereka belum lagi mendapat cubaan?” (Surah al-Ankabut, ayat 2)
Bila Allah menguji kita dengan rezeki yang kita miliki. Buka mata. Peringatan buat diri saya sendiri. Muhasabah diri sendiri. Mungkin ada sesuatu yang tidak kena, sesuatu yang bukan pada tempatnya yang telah kita lakukan dan Allah mahu 'menegur' kita dengan cara tersebut.
Diriwayatkan dari Anas bahwa Rasulullah bersabda;
Apabila Allah menghendaki kebaikan pada seorang hambaNya maka Dia menyegerakan hukuman baginya di dunia; sedang apabila Allah menghendaki keburukan pada seorang hambaNya maka Dia menangguhkan dosanya sampai Dia penuhi balasannya nanti di hari Kiamat.
(Hadits riwayat At-Tirmidzi dan Al-Hakim ).
Mungkinkah cara kita mendapatkan rezeki itu tidak diberkati oleh-Nya? Atau mungkin kita lupa untuk mengeluarkan sebahagian dari harta kita ke jalan Allah. Atau mungkin juga kita menyalahgunakan pinjaman Allah (contohnya kereta) dengan melakukan perkara-perkara yang dimunkari oleh Allah swt. Suatu peringatan dari-Nya, agar kita tidak terus bergelumang dengan perkara-perkara yang dibenci oleh-Nya.
Atau mungkin Allah menguji kita kerana ingin melihat sejauh mana kita menerima ketentuan-Nya. Bersabar dengan dugaan yang telah Dia berikan kepada kita. Bukankah Allah sayang kepada orang yang bersabar dan menerima ketentuan-Nya dengan hati yang tenang dan redha.
Firman Allah;
Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (At-Taghabun: 11).
Allah Maha Besar ! aku tkadang terfikir,... bagaimanakah aku boleh bgn tidur dgn mudah tanpa deringan jam loceng,.. tanpa mereka yg mengejutkan aku. Walaupun mata kasar aku tidur,.. namun dapat kurasakan bahawa hati dan ruh ini tidak pernah tidur dan sentiasa bjaga . Aku biasa bgn awal dari masa yg aku niat utk bgn ! Allah Maha Berkuasa ! ! ! Hanya dgn ptolonganNya......
Bersabarlah, sesungguhnya Allah bersama dengan mereka yang sabar dan beriman kepada-Nya.
Allah berfirman lagi;
“Jadikanlah sabar dan solat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat sekali kecuali bagi orang yang khusyuk.”
(Surah al-Baqarah, ayat 45)
Muhasabah buat diri ini. Semoga kita tergolong dalam golongan mereka yang sabar dan khusyuk.
Amin ya rabb..
Yup ....
Lintasan hati datangnya dari 4 sumber:
1. Allah
2. Malaikat Mulhim
3. Syaitan
4. Nafsu
Lintasan hati dari Allah dan Malaikat Mulhim mengajak kepada kebaikan sedangkan dari nafsu dan syaitan mengajak kepada kejahatan.
Cara nak kenal lintasan hati:
1. Dari Allah- mengajak kepada kebaikan dengan desakan yang kuat dan melibatkan perkara2 kebaikan yang besar seperti mengajak kepada berakidah dgn akidah yang benar, mengajak mengerjakan perkara2 fardhu dsb...
2. Dari Malaikat Mulhim- lintasan mengajak kpd kebaikan dan natijahnya juga adalah kebaikan. Mengajak kpd kebaikan tetapi desakannya tidaklah terlalu kuat dan tidak sekuat lintasan yg terus dari Allah dan biasanya mengajak kpd perkara2 kebaikan yg lebih ringan seperti mengajak kpd berbuat solat sunat dll....
3. Dari Syaitan- lintasan awal seolah2 ingin mengajak kpd kebaikan tetapi natijahnya adalah kejahatan. Mengajak kpd kejahatan tetapi desakannya tidak terlalu kuat. Contohnya mengajak seseorang agar menjadi imam dlm solat tetapi setelah menjadi imam, diganggu hatinya dgn mengatakan "engkau adalah manusia yg terbaik di dlm jemaah ni itu sbb kau boleh jd imam". Desakannya mudah ditumpaskan tetapi apabila telah ditumpaskan maka syaitan akan beralih kpd cara yg lain pula utk menganggu manusia. Si syaitan boleh diumpamakan seperti seekor serigala yang ingin memakan kambing, apabila si gembala datang utk menghalau, maka si syaitan akan lari tetapi akan kembali lagi melalui cara atau jalan yg lain. Biasanya syaitan akan menganggu kita semasa dlm keadaan tidak banyak berbuat dosa.
4. Dari Nafsu- mengajak kpd kejahatan dengan desakan yang sgt kuat sehingga agak sukar untuk ditumpaskan desakan tersebut. Lintasan dari nafsu mengajak kpd kejahatan dan natijahnya juga adalah kejahatan. Biasanya desakan nafsu timbul setelah diri kita berjaya diperdaya oleh syaitan dan setelah melakukan banyak dosa. Maka setelah itu nafsu akan terus mengajak berbuat dosa sehingga berasa seronok dgn dosa dan jadilah nafsu sbg kuda tunggangan syaitan. Umpamanya si syaitan menyuruh seseorang itu keluar dating dgn aweknya. Pd mulanya tak nak tp setelah didesak bertalu2 akhirnya nafsu mengalah, akhirnya setelah berdating timbul pula keinginan utk berpegang tangan yg seterusnya membawa kpd zina. Nafsu umpama harimau yg sgt sukar utk ditumpaskan.
coretan dari kitab Hikam
Dan bergeraklah menuju ampunan Allah yang memiliki surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang dijanjikan untuk orang-orang bertaqwa, iaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya baik di waktu lapang maupun di waktu sempit dan orang-orang yang suka menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang, Allah menunjuki orang-orang yang suka berbuat kebajikan.
Marah itu dapat merusak iman, seperti pahitnya jadam merusak manisnya madu. Tidaklah dikatakan pemberani karena seseorang cepat meluapkan amarahnya. Seorang pemberani adalah orang yang dapat menguasai diri dan hawa nafsunya ketika dia marah.
Dari Abu Hurairah, bahwasanya seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah saw: "Berilah nasehat kepadaku, Rasulullah bersabda janganlah kamu marah lalu beliau mengulanginya janganlah kamu marah."
Amarah tidak mutlak seratus persen terlarang karena amarah itu bagian dari karunia Allah swt. Yang harus kita ketahui amarah bagaimana yang bisa membawa barokah dan amarah bagaimana yang bisa mendatangkan musibah.
Menurut Rasulullah marah itu seperti jadam yang merusak manisnya madu. Sekuat apapun keimanan seseorang kalau dia pemarah bisa rusak keimannya.
Ada orang yang lambat marahnya, lambat redanya dan lama bermusuhannya ini termasuk marah yang jelek. Ada juga orang yang cepat marah cepat juga redanya, ini termasuk marah yang kurang bagus. Ada juga orang yang cepat marah dan lambat redanya ini termasuk marah yang paling jelek. Dan yang paling bagus adalah lambat marahnya cepat redanya
Berbahagialah bagi orang yang punya kesadaran untuk menahan amarahnya, bukan tidak boleh marah tapi tahan sekuat-kuatnya. Kita tidak bisa memaksa orang lain berbuat ramah, sopan kepada kita, makin banyak harapan kita kepada orang makin berpeluang kita sakit hati, jadi kita tidak bisa memaksa orang lain bersikap seperti yang kita inginkan. Yang harus kita usahakan, kita harus bisa menyikapi orang lain dengan sikap terbaik, apapun yang mereka lakukan.
Jadi kalau ada orang yang marah jangan ditentang tapi diterima, bukannya membenarkan kemarahan tapi memahaminya untuk damai. Dengan adanya amarah kita bela keluarga kita, dengan adanya amarah kita bela agama dan dengan adanya amarah kita bela orang lemah.
Rasulullah marah pada saat yang tepat dengan alasan yang tepat hasilnya manfaat. Seperti pada saat pembagian harta setelah perang Hunaim berakhir. Kaum anshor menyebut Rasul tidak adil. Rasul marah dan berkata: "Jika Allah dan rasulnya tidak adil maka siapa lagi yang adil. Marahnya Rasul singkat, punya makna, mendalam dan tidak meyakiti siapapun tapi membangkitkan kesadaran. Yang paling penting kalau kita marah orang bisa berubah menjadi lebih baik, tanpa terluka dan tanpa kita berperilaku dzalim.
Menahan amarah adalah dengan cara, banyak istigfar banyak membaca taudz, berwudhu atau pindah dari tempat tersebut. Jangan biarkan kita berada di tempat yang memancing kemarahan dan jika kita sudah marah sebaiknya kita bertaubat kepada Allah swt. .... ALLAHUAKBAR ! ! ! !
No comments:
Post a Comment